SEJARAH PERADABAN ISLAM (Periode Madinah)

SEJARAH PERADABAN ISLAM  (Periode Madinah)


Dalam sejarah mengatakan bahwa rosululloh yang dahulunya berdakwah di kota Mekkah berhijrah (pidah) ko kota Madinah untuk memperluas dakwah, dalam ejadian tersebut didahului dua peristiwa yaitu bai’ah aqobah sughro (pertama) padatahun 621 M dan bai’ah aqobah kubro (kedua) pada tahun 622 M. Isi baiat itu antara lain mengajarkan keimanan kepada Allah dan Rasulnya (Muhammad), amar’ma’ruf nahi munkar, dan patuh terhadap beliau pemimpin mereka. Rosululloh juga berjanji akan berjuang demi kemerdekaan dan kedamaian. Setelah terjadi bai’at tersebut, itu telah terjadi legislasi kepemimpinan Muhammad sebagai pemimpin mereka. Karena telah terjadi persekutuan fakta antara Muhammad dengan penduduk yastrib, samapai legistimasi formalnya sebagai kepala Madinah, dengan di tetapkan piagam Madinah. Dalam isi piagam Madinah adalah diataur sebagai masyarakat yang beradab, maju, dan berbudaya. Mereka hidup dengan menjalankan aturan-aturan yang telah disepakati. Dilihat dari cerita ini bahwa negara pertama yang menerapkan sistem demokrasi adalah kota Madinah.
Rosululloh bersama para sahabatnya berhijrah ke Madinah sebenarnya ada beberapa sebab, yaitu :
·         Perbedaan iklik di antara dua kota itu sangat berbeda, sehingga mempercepat dilakukannya hijrah. Iklim di Madinah yang lembut dan bwatak rakyatnya yang halus (tidak kasar dan keras) sangat mendorong sekali untuk menyebarkan dan mengembangkan ajaran-ajaran islam, sebaliknya jika di kota Mekkah waktu itu.
·         Nabi-nabi sebelum Muhammad umumnya tidak dihormati di negaranya sehingga Nabi Muhammad pun belum di terima oleh sebagian masyarakat Mekkah.
·         Memang di undang oleh masyarakat Madinah
·         Tantangan Nabi Muhammad tidak seberat apa yang dihadapi ketika di kota Mekkah saat itu, ketika itu golongan pendeta dan kaum ningrat kota makkah menganggap Islam bertentangan dengan kepentingan mereka
 Dalam perjalanan hijrah ke Madinah, rosululloh tipa pada tanggal 27 september 822 M bertepatan dengan hari senin 12 Robiul Awwal, dan kemudian pula ditetapkannya tahun baru islam oleh sayyidina Umar Bin Khottob RA. Sebelum sesampainya di kota madinah Rosululloh mendirikan masjid di Qubah dalam sejarah islam dikatakan bahwa masjid itu yang pertama kali dibangun dan Rosululloh melaksanakan sholat jum’at pertamanya. Sesungguhnya yang sholat jum’at yang dilakukan itu adalah sebagai simbol persatuan umat islam di tengah-tengah kuatnya kesukuan pada masa itu. Pada saat itu masjid tidak hanya di gunakan sebagai tempat ibadah, juga sebagai tempat untuk mempercepat ikatan semama muslim, pendidikan pada umumnya, dan menjalin silaturrohmi antara umat islam.
Penduduk Madinah yang menyambut kedatangan Rosululloh bersama sahabatnya ini di juluki sebagai shohabat Anshor, sedangkan shohabat yang mendampingi perjalanan Rosululloh dari kota Mekkah ke Madinah di sebut shohabat Muhajirin. Predikat Anshor dan Muhajirin ini di berikan karena untuk ansipasi terhadap propa orang yahudi yang tidak senag dengan kesatuan uamat beragama khususnya islam. Dalam realitanya kaum Muhajirin dan kaum Anshor ini benar-benar bersatu dan saling menjaga ketenangan dan perdamaian di kota Madinah. Rosululloh tidak hanya membangun masjid, pendidikan, dan mempersaudarakan umat muslimin, tetapi rosululloh juga membangun sosial, politik, dan ekonomi tentunya di kota Madinah. Bai’at Aqobah yang dulu di lakukan kini mendapatkan dukungan dari suku besar kota Madinah yaitu suku Aus dan Kazraj dengan upaya memudahkan Rosululloh dalam menggalang potensi mereka untuk disatukan menjadi satu bangsa (nation) yang berdaulat dan membuat perjanjian untuk saling bantu membantu antara orang muslim dan non muslim yang didokumentasikan dalam piagam Madinah. Pada saat itu pula Rosululloh menjabat sebagai pemimpin tertinggi masyarakat Madinah.
Isi dalam piagam Madinah merupanak kepekatan bersama yang merupakan sebuah konstitusi, dan konstitusi Madinah ini yang mendasri berdirinya negara Madinah. Sebuah negara yang didirikan atas dasar kontrak antara kaum muslim dengan non muslim. Konon katanya sebelum kemerdekaan Indonesia atau sebelum terciptanya Pancasila sebagai landasan/falsafah di negara kita, Bung Karno pergi ke Madinah untuk belajar tentang piagam Madinah dan alhamdulillah perjuangan beliau berhasil menetapkan Pancasila sebagai dasar negara, kita bisa hidup tenang dengan agama yang berbeda, kedamaian adalah tanggung jawab bersama.

Read More

PENGANTAR RETORIKA DAKWAH KPI SMT 5

PENGANTAR RETORIKA DAKWAH KPI SMT 5


A.      Pengertian Retorika Dakwah
Retorika dakwah adalah seni bicara mempengaruhi orang lain melalui pesan dakwah. Retorika dakwah merupakan cabang dari ilmu komunikasi yang membahas bagaimana menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni bicara agar pesan kita diterima.
B.      Dasar Retorika Dakwah
a.       An-Nahl ayat 125: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik”.
b.      Hadist Nabi “Khotibun naasa ‘alaa qodri qulubihi”. Seni itu sesuai dengan kadar orang yang di ajak bicara.
c.       Dimanapun orang membutuhkan orang yang memiliki skill  untuk bicara.
C.      Sejarah Retorika Dakwah
Retorika dakwah ada sejak dulu zaman Ariestoteles, Plato, dan Soekrates, hanya berfungsi untuk kepentingan politik. Tetapi yang memiliki bukti histotoris yaitu pada zaman nabi Muhammad. Sebagaimana asal mula nabi Muhammad SAW di utus yakni menyempurnakan ahlak yang mulia “innama buistu liutammima makarimal ahlaq”. Selain itu nabi Muhammad pun mendapatkan pengakuan dari dunia sebagai orang yang paling baik berkomunikasi.
D.      Jenis-jenis Pidato
a.       Infromtu. yaitu pidato tanpa ada persiapan, namun terkadang memiliki kekurangan biasanya kesimpulan masih mentah, materi tidak meluas dan memadai (kecuali orang yang ahli dalam bidangnya), serta demam panggung.
b.      Manuskrip, adalah pidato dengan menggunakan teks. Memiliki kekurangan tidak terpusat pada audiance, tidak ada komunikasi dengan audience, pembaca tidak dapat melihat sering audiencenya.
c.       Memoriter, yakni penceramah membuat teks tetati ketika pidato tidak membaca, teks tersebut di ingat dan di hafal. Kekurangannya cenderung lupa.
d.      Ekstempore, yaitu membuat garis besar pidato dengan menggunakan media.
E.       Kriteria Topik-topik yang Baik
a.       Latar belakang pengetahuan orator, biasa di dapat melalui pengetahuan yang luas, pengalaman, pengalaman, serta dari pembaca.
b.      Ambillah topik yang menarik menurt orator (spesialisasi).
c.       Topik membuat menarik minat pendengar.
d.      Topik sesuai pengetahuan pendengar.
e.      Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
f.        Topik harus di tunjang dengan bahan yang lain, agar pidato tambah menarik
F.       Mengembangkan Pembahasan
a.       Latar belakang pengetahuan orator
b.      Memamparkan contoh-contoh
c.       Analogi: membuat persamaan dan perbedaan
d.      Testimoni: mengutip pendapat para ahli
e.      Uraikan dengan data statistik
f.        Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
g.       Topik harus ditunjang dengan bahn yang lain, agar pidato bertambah menarik
G.     Memilih Kata-kata Dalam Pidato
a.       Kata-kata harus jelas yakni spesifik dan sederhana
b.      Kata-kata harus tepat
c.       Kata-kata harus menarik
H.      Penyebab Kecemasan
a.       Tidak mengerti apa yang disampaikan
b.      Mengerti bahwa penampilan orator akan dinilai
c.       Karena pemula
         Untuk mengatasi semua itu, bisa dilakukan dengan cara
·         Kuasai buku atau teori retorika
·         Latihan, kerena ilmu retorika adalah ilmu praktis
·         Memancing respon audience dengan banyak humor
I.        Membangun Kredibilitas
Kredibilitas adalah kemampuan yang harus di miliki oleh seorang komunikator untuk meyakinkan komunikan.
a.       Memiliki latar belakang pendidikan yang jelas terhadap apa yang akan di sampaikan
b.      Memiliki pemikiran yang praktis, menyampaikan gagasan yang dapat di terima audience
c.       Berahlak yang baik dan memiliki karakter
d.      Good will: sesuai dengan keinginan audience
J.        Kredibilitas Komunikator
Seseorang mau menerima pesan-pesan komunikasi dari komunikator adalah karena faktor kredibilitas komunikatornya. Menurut Onong Ucjhana Efendy kredibilitas adalah sifat-sifat yang harus dimiliki komunikator, yakni apa yang dikatakan, baik secara lisan maupun tulisan oleh komunikan dianggap benar benar dan benar ada.
Sedangkan menurut Jalaluddin Rahmat kredibilatas adalah seperangkat persepsi komunikasi tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung 2 hal yaitu (1) Kredibilitas adalah persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri komunikator ; (2) Kredibilitas berkenaan denga sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas.
Komponen kredibilitasyang paling penting adalah keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah penilaian komunikan mengenai kemampuan, kecerdasan, pengalaman seseorang komunikator. Komunikator dianggap memiliki keahlian yang paling tinggi, biasanya akan lebih dihargai.
Kepercayaan adalah kesan komunikan tentang watak komunikator. Komunikan biasanya akan menilai seseorang atau sekelompok orang yang enyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.
Seseorang kumunikator harus tetap memperhatikan sikapnya di depan komunikannya.  Untuk menciptakan komunikasi yang baik dan cepat maka komunikator harus memperhatikan pesan yang di sampaikan. Pesai itu harus disampaikan dengan sopan, harus di perhatikan kadar kepribadiannya, kebiasan, pola hdup nilai-nilai komunikan. Nilai etis etis sangat menentukan sekalibagaimana orang bisa bersikap terbuka.
Komunikator harus tetap memperhatikan  prilaku ketika menyampaikan pesan. Komunikan akan melihat terlebih dahulusiapa yang akan menyampaikan pesan  kepada dirinya. Jika komunikan menganggap negatif kepada komunikatornya itu maka komunikan tidak akan mempercayainya.
Kredibilitas sangat penting untuk menentukan berhasil tidaknya  suatu pesan yang akan disampaikan, penilaian tersebut tergantung kepada persepsi komunikan terhadap komunikatornya. Namun pihak komunikatorpun tentu akan berusaha agar dirinya dinilai lebih baik sehingga komunikan akan dapat mempercayainya. Komunikator harus terus berlatih diri untuk berbicara kepada komunikansehingga jika sering melakukannya akan timbul kepercayaan diri pada diri komunkator. Untuk meningkatkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu. Percaya diri adalah faktor yang menentukan ketakutan orang untuk berkomunikasi.
Jika komunikator tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara didepan komunikan maka nilai kredibilitasnya rendah. Apa yang di sampaikan tidak akan di dengar oleh komunikan. Komunkator akan memperlihatkan  ketakutannya dalam berkomunikasi. Bicaranya menjadi tidak jelas dan tidak bersemangat karena ketakutannya itu.
Untuk itu perlu dibiasakan tampil didepan khalayak agar terbiasa berbicara kepada komunikannya. Jika sudah terbiasa terbiasa maka pesan yang di sampaikan, akan disampaikan menyenangkan bagi komunikan. Dengan seringnya tampil maka pengalaman dari komunikator akan bertambah dan belajar kesalahan-kesalahan sebelumnya.
Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak hanya datang lewat proses belajar normal, tetapi pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi
Untuk dapat di percaya oleh komunikan, seorang komunikator harus memiliki kesamaan dengan komunikannya. Kesamaan antara komunikator dengan komunikannya ini untuk memudahkan terjadinya perubahan pendapat, hal ini dimaksudkan sebagai strategi dari komunikator untuk mempengaruhi orang lain.
Komunikator yang ingin mempengaruhi oranglain sebaiknya memulai dengan menegaskankesamaan antara dirinya dengan komunikan.
Menurut Wilbur Sechramy yang dikutip ari Onong Uchjana Efendy, menyebutkan bahwa field of expirence atau bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, jikalau pengalaman komunikator tidak sama bdengan bidang komunikan, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain; dengan kata lain situasi tidak menjadi komunikatif; atau dengan rumusan lain terjadi misscommunication.
Komunikator yang memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung berkomunikasi dengan efektif karena ada ketertarikan komunikan dengan komunikatornya disebabkan adanya kesamaan itu.  Jika komunikator dan komunikan memiliki kesamaan persepsi mengenai sikap dan kepercayaan terhadap suatu persoalan maka akan lebih mudah untuk memecahkannya kerena mempunyai keinginan dan harapan yang sama pula dalam memandang persoalan itu.
Komunikator yang memiliki kredibilitas yang tinggi selalu memperhatikan pesan yang akan disampaikannya dan selalu berubah dalam menyamaikan pesannya karena senantiasa di sesuaikan dengan sifat dan kedudukan komunikannya. Apabila komunikasi yang dijalankan komunikator telah berjalan dengan efektif, maka pesan yang disampaikan komunikator akan menimbulkan perubahan sikap dan prilaku dalm diri komunikan.
Berdasrkan uraian diatas bahwa komponen kredibiitas yang paling penting adalah keahlian dan kepercayaan. Seorang komunikator yang sukses harus bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan komunikan. Seorang komunikator yang sukses dalam menyampaikan pesannya yaitu apabila komunikator tersebut mampu menyampaikan pesan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan komunikannya. Dengan demikian komunikasi yang dijalankan berjalan dengan efektif.
K.      Pesan Dalam Komunikasi Massa
Pesan menurut A.W Widjaja mengemukakan bahwa pesa adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator, pesan itu memiliki tema atau inti yang sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan
Pesan dapat secara pangjang dan lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi selalu mengarah pada tujuan ahir dan komunikasi. Penyampaian melalui pesan melalui lisan, fece to face, langsung, menggunakan media dan saluran. Bentuk pesan ada yang inifatif, persuasif, koersif. Pesan yang Pesan yang mengena harus melalui syarat yaitu: umum, jelas dan gamlang, bahasa yang jelas, positif seimbang, penyesuaian, dengan keinginan komunikan. Hambatan-hambatan pesan terdiri dari hambatan bahasa dan teknis.
Read More