A. Pengertian
Retorika Dakwah
Retorika dakwah adalah seni bicara mempengaruhi orang lain melalui
pesan dakwah. Retorika dakwah merupakan cabang dari ilmu komunikasi yang
membahas bagaimana menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni bicara
agar pesan kita diterima.
B. Dasar
Retorika Dakwah
a.
An-Nahl ayat 125: “Serulah (manusia) kepada
jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan
mereka dengan cara yang baik”.
b.
Hadist Nabi “Khotibun naasa ‘alaa qodri
qulubihi”. Seni itu sesuai dengan kadar orang yang di ajak bicara.
c.
Dimanapun orang membutuhkan orang yang memiliki skill untuk bicara.
C. Sejarah
Retorika Dakwah
Retorika dakwah ada sejak dulu zaman Ariestoteles, Plato, dan
Soekrates, hanya berfungsi untuk kepentingan politik. Tetapi yang memiliki
bukti histotoris yaitu pada zaman nabi Muhammad. Sebagaimana asal mula nabi
Muhammad SAW di utus yakni menyempurnakan ahlak yang mulia “innama buistu
liutammima makarimal ahlaq”. Selain itu nabi Muhammad pun mendapatkan pengakuan
dari dunia sebagai orang yang paling baik berkomunikasi.
D. Jenis-jenis
Pidato
a.
Infromtu. yaitu pidato tanpa ada persiapan,
namun terkadang memiliki kekurangan biasanya kesimpulan masih mentah, materi
tidak meluas dan memadai (kecuali orang yang ahli dalam bidangnya), serta demam
panggung.
b.
Manuskrip, adalah pidato dengan menggunakan
teks. Memiliki kekurangan tidak terpusat pada audiance, tidak ada komunikasi
dengan audience, pembaca tidak dapat melihat sering audiencenya.
c.
Memoriter, yakni penceramah membuat teks tetati
ketika pidato tidak membaca, teks tersebut di ingat dan di hafal. Kekurangannya
cenderung lupa.
d.
Ekstempore, yaitu membuat garis besar pidato
dengan menggunakan media.
E. Kriteria
Topik-topik yang Baik
a.
Latar belakang pengetahuan orator, biasa di
dapat melalui pengetahuan yang luas, pengalaman, pengalaman, serta dari
pembaca.
b.
Ambillah topik yang menarik menurt orator
(spesialisasi).
c.
Topik membuat menarik minat pendengar.
d.
Topik sesuai pengetahuan pendengar.
e.
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
f.
Topik harus di tunjang dengan bahan yang lain,
agar pidato tambah menarik
F. Mengembangkan
Pembahasan
a.
Latar belakang pengetahuan orator
b.
Memamparkan contoh-contoh
c.
Analogi: membuat persamaan dan perbedaan
d.
Testimoni: mengutip pendapat para ahli
e.
Uraikan dengan data statistik
f.
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
g.
Topik harus ditunjang dengan bahn yang lain,
agar pidato bertambah menarik
G. Memilih
Kata-kata Dalam Pidato
a.
Kata-kata harus jelas yakni spesifik dan
sederhana
b.
Kata-kata harus tepat
c.
Kata-kata harus menarik
H. Penyebab
Kecemasan
a.
Tidak mengerti apa yang disampaikan
b.
Mengerti bahwa penampilan orator akan dinilai
c.
Karena pemula
Untuk
mengatasi semua itu, bisa dilakukan dengan cara
·
Kuasai buku atau teori retorika
·
Latihan, kerena ilmu retorika adalah ilmu
praktis
·
Memancing respon audience dengan banyak humor
I.
Membangun Kredibilitas
Kredibilitas adalah kemampuan yang harus di miliki oleh seorang
komunikator untuk meyakinkan komunikan.
a.
Memiliki latar belakang pendidikan yang jelas
terhadap apa yang akan di sampaikan
b.
Memiliki pemikiran yang praktis, menyampaikan
gagasan yang dapat di terima audience
c.
Berahlak yang baik dan memiliki karakter
d.
Good will: sesuai dengan keinginan audience
J.
Kredibilitas Komunikator
Seseorang mau menerima pesan-pesan komunikasi dari komunikator adalah
karena faktor kredibilitas komunikatornya. Menurut Onong Ucjhana Efendy
kredibilitas adalah sifat-sifat yang harus dimiliki komunikator, yakni apa yang
dikatakan, baik secara lisan maupun tulisan oleh komunikan dianggap benar benar
dan benar ada.
Sedangkan menurut Jalaluddin Rahmat kredibilatas adalah seperangkat
persepsi komunikasi tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini
terkandung 2 hal yaitu (1) Kredibilitas adalah persepsi komunikate, jadi tidak
inheren dalam diri komunikator ; (2) Kredibilitas berkenaan denga sifat-sifat
komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-komponen
kredibilitas.
Komponen kredibilitasyang paling penting adalah keahlian dan
kepercayaan. Keahlian adalah penilaian komunikan mengenai kemampuan,
kecerdasan, pengalaman seseorang komunikator. Komunikator dianggap memiliki
keahlian yang paling tinggi, biasanya akan lebih dihargai.
Kepercayaan adalah kesan komunikan tentang watak komunikator. Komunikan
biasanya akan menilai seseorang atau sekelompok orang yang enyampaikan
pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.
Seseorang kumunikator harus tetap memperhatikan sikapnya di depan
komunikannya. Untuk menciptakan
komunikasi yang baik dan cepat maka komunikator harus memperhatikan pesan yang
di sampaikan. Pesai itu harus disampaikan dengan sopan, harus di perhatikan
kadar kepribadiannya, kebiasan, pola hdup nilai-nilai komunikan. Nilai etis
etis sangat menentukan sekalibagaimana orang bisa bersikap terbuka.
Komunikator harus tetap memperhatikan
prilaku ketika menyampaikan pesan. Komunikan akan melihat terlebih
dahulusiapa yang akan menyampaikan pesan
kepada dirinya. Jika komunikan menganggap negatif kepada komunikatornya
itu maka komunikan tidak akan mempercayainya.
Kredibilitas sangat penting untuk menentukan berhasil tidaknya suatu pesan yang akan disampaikan, penilaian tersebut
tergantung kepada persepsi komunikan terhadap komunikatornya. Namun pihak
komunikatorpun tentu akan berusaha agar dirinya dinilai lebih baik sehingga
komunikan akan dapat mempercayainya. Komunikator harus terus berlatih diri
untuk berbicara kepada komunikansehingga jika sering melakukannya akan timbul
kepercayaan diri pada diri komunkator. Untuk meningkatkan percaya diri,
menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu. Percaya diri adalah faktor
yang menentukan ketakutan orang untuk berkomunikasi.
Jika komunikator tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara
didepan komunikan maka nilai kredibilitasnya rendah. Apa yang di sampaikan
tidak akan di dengar oleh komunikan. Komunkator akan memperlihatkan ketakutannya dalam berkomunikasi. Bicaranya
menjadi tidak jelas dan tidak bersemangat karena ketakutannya itu.
Untuk itu perlu dibiasakan tampil didepan khalayak agar terbiasa
berbicara kepada komunikannya. Jika sudah terbiasa terbiasa maka pesan yang di
sampaikan, akan disampaikan menyenangkan bagi komunikan. Dengan seringnya
tampil maka pengalaman dari komunikator akan bertambah dan belajar
kesalahan-kesalahan sebelumnya.
Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak hanya
datang lewat proses belajar normal, tetapi pengalaman kita bertambah juga
melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi
Untuk dapat di percaya oleh komunikan, seorang komunikator harus
memiliki kesamaan dengan komunikannya. Kesamaan antara komunikator dengan
komunikannya ini untuk memudahkan terjadinya perubahan pendapat, hal ini
dimaksudkan sebagai strategi dari komunikator untuk mempengaruhi orang lain.
Komunikator yang ingin mempengaruhi oranglain sebaiknya memulai dengan
menegaskankesamaan antara dirinya dengan komunikan.
Menurut Wilbur Sechramy yang dikutip ari Onong Uchjana Efendy,
menyebutkan bahwa field of expirence atau bidang pengalaman merupakan faktor
yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman
komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan
berlangsung lancar. Sebaliknya, jikalau pengalaman komunikator tidak sama
bdengan bidang komunikan, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain;
dengan kata lain situasi tidak menjadi komunikatif; atau dengan rumusan lain
terjadi misscommunication.
Komunikator yang memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung
berkomunikasi dengan efektif karena ada ketertarikan komunikan dengan
komunikatornya disebabkan adanya kesamaan itu.
Jika komunikator dan komunikan memiliki kesamaan persepsi mengenai sikap
dan kepercayaan terhadap suatu persoalan maka akan lebih mudah untuk
memecahkannya kerena mempunyai keinginan dan harapan yang sama pula dalam
memandang persoalan itu.
Komunikator yang memiliki kredibilitas yang tinggi selalu memperhatikan
pesan yang akan disampaikannya dan selalu berubah dalam menyamaikan pesannya
karena senantiasa di sesuaikan dengan sifat dan kedudukan komunikannya. Apabila
komunikasi yang dijalankan komunikator telah berjalan dengan efektif, maka
pesan yang disampaikan komunikator akan menimbulkan perubahan sikap dan prilaku
dalm diri komunikan.
Berdasrkan uraian diatas bahwa komponen kredibiitas yang paling penting
adalah keahlian dan kepercayaan. Seorang komunikator yang sukses harus bisa
memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan komunikan. Seorang
komunikator yang sukses dalam menyampaikan pesannya yaitu apabila komunikator
tersebut mampu menyampaikan pesan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
komunikannya. Dengan demikian komunikasi yang dijalankan berjalan dengan
efektif.
K. Pesan
Dalam Komunikasi Massa
Pesan menurut A.W Widjaja mengemukakan bahwa pesa adalah keseluruhan
dari apa yang disampaikan oleh komunikator, pesan itu memiliki tema atau inti
yang sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan
tingkah laku komunikan
Pesan dapat secara pangjang dan lebar mengupas berbagai segi, namun
inti pesan dari komunikasi selalu mengarah pada tujuan ahir dan komunikasi.
Penyampaian melalui pesan melalui lisan, fece to face, langsung, menggunakan
media dan saluran. Bentuk pesan ada yang inifatif, persuasif, koersif. Pesan
yang Pesan yang mengena harus melalui syarat yaitu: umum, jelas dan gamlang,
bahasa yang jelas, positif seimbang, penyesuaian, dengan keinginan komunikan.
Hambatan-hambatan pesan terdiri dari hambatan bahasa dan teknis.